Wednesday, November 30, 2011

Feel so good (Chap 1)

Disclaimer   : Naruto, Masashi Kishimoto sampai waktu yang tidak di tentukan.
Warning       : AU, Miss Typo, OOC, dan teman-temannya.
Rate               : K+-T
Genre           : Friendship/Romance again. *readers ngibrit pergi.
Summary     : Mata yang tidak asing tapi aku tidak bisa mengingatnya. Apa dia… /summary gaje/second fic/ please RR and concrit oke (>_- )

Tenten POV.
Open my eyes in the morning and I see the sunshine
Rubbing my eyes because of the sunlight
Showertime, to shake off the sleep

Cleaning the grudges
Ringing sound of the streets
Feel so good feel so good all my life

Musik mengalun indah dari ipond milikku, lalu mengalir melalui kabel headset yang sengajaku pasang.  Aku bergumam kecil mengikuti lagu yang merupakan salah satu lagu  kesukaanku. Lagu ini selalu memberiku semangat disaat aku memang sedang membutuhkannya. Membuatku sedikit lebih tenang saat aku marah. Berhenti menangis disaat aku sedih. Lagu ini sudah seperti bagian dari diriku yang hilang.
Aku berlari-lari kecil menuju balkon kamar sambil terus bersenandung, terlihat taburan bintang memenuhi langit malam dengan ditemani sang bulan yang bersinar bak ratu yang menguasai langit. Aku tersenyum, hanya senyum kecil. Entah mengapa aku merasa besok atau nanti akan terjadi sesuatu yang akan membuaku tersenyum. Tapi aku tidak tahu apa.
Tiba-tiba ipondku bergetar, ada pesan rupanya. Aku membuka pesan itu yang ternyata dari Neji, teman lamaku sewaktu SMP. Apa bisa di sebut teman lama? Aku baru saja lulus 1 bulan lalu dan kurang dari 1 minggu lagi aku akan masuk SMA yang sama dengannya. Sepertinya sebutan itu terlalu dini untukku ya.
From     : Neji ‘Cinderella’
To           : Tenten
‘Konbawa Tenten, belum tidur?’
Aku tertawa kecil, seperti biasa Neji mengirim pesan selamat malam padaku. Aku bisa menebak kalau dia tidak bisa tidur lagi atau biasa disebut insomnia, setiap malam Neji selalu mengirimi pesan untuk menemaninya begadang dan aku selalu membalasnya. Dan akan berakhir jika salah satu dari kami kehabisan pulsa atau sudah sangat mengantuk.
Aku menekan beberapa tombol, dan munculah sekumpulan kata yang barusan aku tulis.
To           : Neji ‘Cinderella’.
From     : Tenten.
“Konbawa Neji, terkena penyakit insomnia lagi, eh?”
 Aku mengirim pesan itu. Beberapa detik kemudian, ipondku kembali bergetar.
From     : Neji ‘Cinderella’.
To           : Tenten.
“Tahu saja kau, sedang apa?”
To           : Neji ‘Cinderella’.
From     : Tenten.
“Sedang menemanimu begadang, hehe. Bagaimana kalau kita bicara di telpon saja, aku sedang banjir pulsa nih.”
From     : Neji ‘Cinderella’.
To           : Tenten.
“Boleh, kau yang telpon aku yah?.”
Aku kembali tertawa. ‘Ya iyalah, tadikan aku sudah bilang kalau aku sedang banjir pulsa, dasar Neji.’ Gumamku. Tanpa membalas pesannya aku langsung menelponnya. Terdengar suara kecil setelah beberapa detik aku menekan nomor telpon Neji.
“Moshi-moshi.” Sekarang terdengar jelas suara yang sudah sebulan ini tidak aku dengar.
“Moshi-moshi Neji-chan.” Godaku. Aku ingatkan kalau Neji itu mirip seperti anak perempuan, rambut panjang dan orangnya lemah lembut semakin menambah kesal perempuan didirinya, walaupun jika sedang dengan orang selain aku sifatnya berubah menjadi orang sok cool sedunia.
“Jangan panggil aku dengan nama itu, Tenten-kun.” Teriaknya, lalu menggerutu tidak jelas. Karena aku tidak dengar dia bicara apa.
“Iya-iya maaf.” Aku meminta maaf sambil terus tertawa. Kebiasanku untuk menggodanya tidak bisa aku tahan. Ya, aku memang teman dekat Neji sejak SMP dan dia sudah aku anggap Kakak. Dia Kakak terbaik, itu menurutku. “Jadi, sedang apa kau?”
“Sedang menjawab telponmu.” Oke dia mulai menjiplak kalimatku.
“Heh, aku serius Neji.”
Dia tertawa. “Hey jangan ngambek. Iya, aku sedang membaca buku.” Ucapnya.
.
Dua jam aku bercakap-cakap berbagai topik dengan Neji, tidak aku sangka selera humornya tinggi juga aku sampai tertawa terpingkal-pingkal saat mendengarnya. Dua jam pula untukku bisa membuat Neji mengantuk, biasanya aku membutuhkan tiga atau empat jam agar dia bisa tidur. Dan pulsaku masih utuh, love you God. Kalian tahu aku ngobrol dengan Neji tanpa mengurangi pulsaku karena aku ikut paket.
Huft, akhirnya aku bisa tidur lebih awal dari biasanya. Dasar Neji kerjanya hanya mengurangi jam tidur orang saja, tapi aku senang bisa membantunya. “Sebaiknya aku cepat tidur, mumpung sedang bisa tidur awal.” Seruku. Beberapa menit kemudian aku sudah masuk ke alam mimpi.
.
~~~(---d(^_^)b--)~~~
.
Arloji ditanganku sudah menunjukan pukul 10 pagi. ‘Kenapa dia belum datang-datang juga?’. Umpatku dalam hati. Yah, sekarang aku sedang menunggu seseorang yang mengajakku datang ke kafe langganan kami. Entah apa yang direncanakannya, mungkin hanya untuk menyapa. Aku tak tahu. Tapi aku sudah menunggunya selama 30 menit, dan batang hidungnya belum juga muncul. Aku adalah orang yang tidak bisa menunggu, paling lama aku akan menunggu 20 menit lalu pergi. Kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku masih menunggunya. Jawabannya hanya satu. DIA YANG MENYURUHKU MENUNGGU.
“Tenten hosh… maafkan aku… hosh.” Teriak seseorang dari ambang pintu masuk kafe. Gara-gara aksinya itu semua orang melihatku dengan pandangan yang sulit diartikan, tapi tak lama kemudian mereka kembali keaktifitas masing-masing. ‘Akhirnya datang juga.’ Gumamku. Aku bangkit dari kursi yang sempat aku duduki 35 menit lalu. Lalu memandang horror anak yang tadi memanggilku, dia hanya nyengir tanpa dosa. Cih, menyebalkan. Dia menghampiriku yang berada di pojok kafe dekat jendela besar dengan berlari kecil.
“Maaf Tenten aku terlambat, tadi aku tidak sengaja bertemu Ino dan dia memberitahukanku sesuatu.” Ucapnya. Dia, Haruno Sakura teman SMP sekaligus SMA-ku besok. Dia anak yang cerewet, tapi kadang bijak. Berwajah cantik, stylish, punya warna rambut yang berbeda dengan yang lain ‘Pink’,  juga kaya. Setiap laki-laki pasti tertarik akan kecantikannya dan yang perempuan pasti akan iri jika melihatnya. Akupun tidak memungkiri kalau dia memang cantik.
“Tidak apa, jadi sebenarnya apa tujuanmu memanggilku kesini.” Tanyaku ketus.
“Hahaha, sabarlah sedikit Tenten, kita saja belum saling menyapa.” Baiklah dia menjadi semakin menyebalkan saja. “Sebenarnya tadi aku ingin berbincang-bincang saja denganmu, tapi sepertinya ada yang lebih penting dari itu.” Lanjutnya. Dia mengeluarkan sebuah amplop yang akupun tidak tau isinya apa. Dan memberikannya padaku, aku mengangkat sebelah alisku. Apa maksudnya ini?
“Apa maksudmu Sakura.”
“Ini untukmu Tenten nanti malam ada pesta dirumah Ino jam 8 malam, kau datang ya.” Sudah kuduga dia mengajakku untuk melakukan kegiatan yang membosankan. Aku hanya tersenyum lalu menyerahkan kembali amplop berisi undangan mungkin.
“Terima kasih atas tawarannya, tapi sepertinya aku tidak bisa Sakura.”
“Ayolah Tenten, satu kali ini saja.” Dia mengeluarkan puppy eyes-nya kearahku. Heh, dia itu tahu saja kalau aku lemah akan tatapan seperti itu. Karena sudah tidak tahan akan tatapanya, akhirnya aku menyetujuinya. “Nah gitu donk,”
“Kalau begitu ambil kembali amplop ini, dan ikut denganku.” Lanjutnya. Setelah aku mengambil amplop itu aku diseretnya keluar kafe. Mau dibawa kemana aku oleh gadis pink ini. Gumamku.
Normal POV
Sakura terus berjalan mencari toko yang dituju sambil menyeret Tenten yang hanya pasrah ditarik Sakura. Sampai akhirnya dia sampai di depan butik langganannya. Dua orang tersebut masuk ke dalam butik, disambut oleh dua pelayan yang memang sedari tadi stand by di depan pintu butik. Mereka memberi salam dengan membungkuk.
“Ada yang bisa saya bantu Nona.” Kata salah satu pelayan.
“Bisa salah satu dari kalian membantu temanku ini, dia ingin memilih gaun untuk pesta.” Ujar Sakura sambil menunjuk Tenten, Tenten hanya bisa tersenyum paksa. Dalam hati dia ingin mencincang Sakura yang berkata tanpa memberi tahu Tenten terlebih dahulu.
“Tentu, mari ikut saya.” Pelayan itu mempersilahkan. Tenten tetap tidak bergerak, diam di tempat dia berdiri.
“Cepat sana.” Sakura mendorong tubuh Tenten yang untungnya tidak membuat keseimbangannya goyah.  
“Kau ini menyebalkan sekali Sakura.” Gumam Tenten yang bermaksud memarahi Sakura, tetap saja Sakura tak peduli. Akhirnya dengan SANGAT terpaksa Tenten berjalan mengikuti sang pelayan. Sakura yang melihatnya tertawa kecil. Sakura kau memang manusia paling kejam di dunia, tertawa di atas penderitaan orang lain menggunakan tampang watados pula. Ckckck.
Oke bek tu stori…
“Bisa tolong aku juga.” Perintah Sakura. Pelayan yang satu tersentak kaget, sepertinya sedari tadi dia melamun.
“I, iya.” Ucapnya terbata-taba. Mereka lalu pergi kebagian sepatu yang berada di bagian belakang toko.
.
Sakura sibuk dengan kegiatan gajenya yaitu memilih sepatu, tapi berbeda dengan Tenten. Dari tadi dia malah menatap bosan sang pelayan yang mondar-mandir memilihkannya gaun.
“Bagaimana dengan ini Nona.” Tawar sang pelayan. Terlihat dress hijau lumut selutut tanpa lengan dengan lipit di bawahnya membuatnya terkesan lebih mengembang, tak lupa pita sedang di bagian perut. Simple tapi elegan. Mungkin itu ungkapan yang tepat untuk menjelaskan dress hijau selutut itu. Tak sengaja, Sakura melihat gaun itu. Wajahnya berubah menjadi berseri-seri.
“Tolong bungkuskan untuk dia ya.” Seru Sakura mengagetkan sang pelayan dan tentu saja Tenten, tapi sedetik kemudian si pelayan mengangguk dan pergi untuk membungkuskan gaun itu. Tenten yang masih bingung dan kaget di tempat hanya mengusap dadanya.
“Sakura kau ini mengagetkan saja. Satu lagi, kenapa kau membungkuskan gaun itu? Aku saja belum bilang ‘iya’.” Tuturnya panjang lebar kepada Sakura.
“Piss Ten, hehehe. Lagian kau ini lama sekali memilih gaun.”
“Sudah tahu begitu kenapa tetap memaksaku datang ke pesta Ino.” Protesnya tidak mau kalah.
“Aku ingin melihatmu tampil feminim Tenten.” Ungkap Sakura dengan muka lesu. Selama ini Tenten memang tidak pernah  terlihat melepas kedua cepol panda miliknya, apalagi menghilangkan sifatnya yang memang tomboi sejak lahir.
Tanpa Sakura ketahui Tenten sering melepas cepolnya jika di rumah, menggantinya dengan kepang dua, menguncir kuda atau menggerainya. Tapi sayang Sakura tidak tahu semua itu.
“Heh, baiklah terserah kau saja Sakura.” Sakura tersenyum. Senyum kemenangan tepatnya.
“Aku belum dapat gaun nih, jadi tunggu aku ya.” Sakura kembali memilih gaun setelah mendapat anggukan dari Tenten. Dia senang, akhir-akhir ini Tenten bisa luluh akan perkataannya, padahal dulunya dia sangat susah ditaklukan. ‘Apa ini ada hubungannya dengan Neji-kun.’ Pikir Sakura.
Tenten kembali terdiam menunggu, dilihatnya sekeliling terdapat banyak pasang baju disana-sini. Pandangannya terkunci saat melihat rak sepatu. Di rak itu terdapat barang yang selama ini diinginkan Tenten, sneakers putih dengan motif hijau. Sebenarnya sudah sejak lama dia menginginkan benda itu, sayangnya dia belum sempat pergi ke toko untuk mencarinya. Sekaranglah dia baru bisa pergi. ‘Ternyata pergi dengan Sakura memberi keberuntungan juga.’ Batinnya.
Diapun segera menghampiri rak sepatu yang tidak jauh dari tempat dia menunggu, diambilnya sneakers putih itu.
“Geerrpp”
‘Akhirnya aku mendapatkanya juga, tunggu tangan siapa ini.’ Gumamnya penasaran. Dia memandang sang pemilik tangan kekar yang juga mengambil benda yang sama dengan Tenten. Pemuda berkacamata, berambut raven dengan mata onyx hitam yang tengah memandang sang pemilik mata hazel itu. ‘Aku seperti tidak asing dengan mata onyx-nya.’
Selama beberapa detik mereka tertahan dengan posisi yang tidak bisa dibilang err… biasa. Mereka seperti sepasang kekasih yang sedang berpegangan tangan.
“Err… maaf bisa tolong lepaskan tanganku?” Ucap Tenten agak sedikit bergetar. Sang pemilik mata onyx itu tersadar, diapun segera melepas tangannya.
“Maafkan aku.” Kata Pemuda itu.
“Eh… iya tak apa, kau ingin mengambil ini?” Tanya Tenten lalu menunjukkan sneakers yang dipegangnya.
“Sudahlah itu untukmu saja, sebenarnya aku juga hanya ingin melihat.” Tuturnya.
“Begitu, jadi ini untukku.”
“Iya, silahkan itu untukmu saja.”
“Terima kasih ya.” Tenten tersenyum manis, membuat pemuda itu memunculkan sedikit goresan merah di pipinya. Walaupun tidak terlihat. “Kalau begitu aku pergi dulu, sekali lagi aku ucapkan terima kasih.” Lanjut Tenten lalu pergi dari hadapan pemuda itu.
“Darimana saja kau?” Tanya Sakura yang melihat Tenten berlari kearahnya.
“Dari rak sepatu yang ada disana?” Tenten menunjuk-nunjuk rak sepatu yang baru saja dia kunjungi (?). “Dan aku menemukan ini.” Dia memperlihatkan sneakers putih di tangannya.
“Kau ingin membeli ini, tapi kaukan belum punya…”
“Aku punya sepasang high heels, tenang saja.”
“Ya sudah.”
“Kau sudah menemukan gaunnya.”
“Hm, ayo ke kasir.” Dua gadis ini melangkah menuju kasir dekat pintu masuk butik. Setelah membayar belanjaan mereka lebih tepatnya belanjaan Sakura karena Tenten hanya beli sneakers, sedangkan dress-nya dibelikan Sakura. Mereka pergi dari butik itu.
“Aku ingin pulang Sakura, kau tidak apa-apakan kalau aku tinggal.” Ucap Tenten menyesal.
“Iya tidak apa Tenten, aku juga sedang menunggu Ino.”
“Baiklah Sakura, aku pergi dulu ya. Ah iya, terima kasih untuk dressnya.”
“Sama-sama Tenten, nanti aku jemput jam 19.30 di apartemenmu ya.” Tenten menangguk lalu masuk ke dalam taksi. Tanpa mereka ketahui pemuda yang bertemu Tenten tadi memperhatikan mereka sambil tersenyum walau hanya senyum kecil.
“Kau sedang lihat apa?” Kata wanita paruh baya dengan rambut hitam panjang sepunggung.
“Tidak sedang lihat apa-apa Kaa-san.” Jawab sang pemuda.
“Ya sudah, kalau begitu.” Dia kembali melihat ke arah luar butik, memastikan kedua gadis yang diperhatikannya sudah pergi.
‘Masih seperti dulu.’ Batinnya. Lalu menyusul Ibunya yang sedang memilih baju.

Read More......

Wednesday, November 2, 2011

Wooyoung and The Girls

Tentang Wooyoung-Oppa dan sang wanita, baca aja kalo kalian emang penggemarnya ƪ(^⌣^)ʃ ƪ(ˆ⌣ˆ)ʃ 1. Tiffany SNSD [WooTiff]

Pertemuan pertama mereka di tahun 2009, di acara idol army show S3, sekaligus pertemuan pertama member 2PM dengan SNSD yang berbeda management.
Awalnya, mereka memainkan game ‘menahan geli’. Dan ketika tiba giliran Wooyoung yang bermain, Tiffany selaku MC sementara mengajukan pertanyaan padanya:

Tiff: “Apa ada member SNSD yang kau sukai?”

Woo: “…”

Tiff: “tidak ada yah?”

Woo: “Bukan begitu, aku hanya takut kalau aku mengatakannya dia mungkin tidak menyukaiku.”

Tiff: “Kalau begitu apa ada member SNSD yang tidak kau sukai?”

Awalnya Wooyoung diam, dan sedetik kemudian dia menjawab dengan tanpa innocent: “Tiffany-sshi,”
Para member 2PM lainnya terdiam, dan Tiffany hanya menyerukan kata “Ah!” sebelum akhirnya dia membalas, “Sebenarnya aku juga memilih dia sebagai member 2PM yang tidak kusukai.”
Wooyoung segera menyeru, “Cepatlah dimulai!” (permainannya) Jaebom dan Junho tertawa.
Sempat terjadi ‘atmosfer’ tak enak diantara mereka, saat Tiffany dengan sengaja meminumkan ‘air bau’(salah satu syarat permainan) pada Wooyoung dengan sedikit memaksa, sampe2 Wooyoung harus mundur dua langkah dan para member 2PM meneriakinya.

Hawa tak mengenakkan itu hanya berlangsung sebentar. Karena, setibanya permainan ‘couple idol’, di mana para member 2PM akan memberikan bunga pada salah satu member SNSD yang menarik perhatian mereka dan diajak menjadi pasangan untuk bermain game selanjutnya. Tanpa disangka, giliran pertama, Wooyoung menunjukkan charismanya dan memberikan bunga kepada Tiffany. Itu membuat semua orang bertanya-tanya, sekaligus Tiffany.

Tiff: “Tadi dia bilang aku member SNSD yang tidak dia sukai?”

Woo: “Aku hanya bercanda,”

Boom[MC]: “Oo… pria biasanya memang sengaja bertindak menarik perhatian pada orang yang disukainya.

Giliran pertukaran wink.. karena Wooyoung memilih Tiffany, dia diharuskan memberikan wink-nya, dan selanjutnya terserah pada Tiffany mau membalasnya (menerimanya) atau tidak. Dan ternyata Tiffany membalasnya, ouh~ betapa imutnya wink Tiffany saat itu sampe2 Chansung dan Boo berseru…

Setelahnya, Wooyoung tak henti tersenyum dan sempat lompat kegirangan, sementara Tiffany tak bisa menyembunyikan rona merah dikedua pipinya.. [yang mau nonton langsung, lihat di youtube, search ttg ‘idol army ep 8’ dengan eng sub]

Beberapa bulan kemudian. Skandal keduanya makin menjadi, ketika kebersamaan mereka tertangkap kamera. Di sebuah acara musik, setelah pertunjukkan, WooTiff tampak bercanda dan tertawa bersama, lalu Wooyoung memeluk Tiffany, meski hanya sekilas terekam kamera, tapi itu sudah cukup membuat para penggemar mereka bertanya-tanya. Mungkinkah?

2. Kim Taeyeon SNSD [WooTae]

Setelah acara Idol Army S3 berakhir, Wooyoung 2PM ditawarkan menjadi MC di acara WIN WIN dan berpatner dengan Taeyeon SNSD. Di acara itulah mereka pertama kali bertemu, karena sebelumnya, di Idol Army S3 Taeyeon tidak hadir [saat itu yang hadir hanya 6 member SNSD]

Di acara WIN WIN, banyak sekali keakraban mereka yg terjalin, baik di depan kamera maupun di belakang kamera. Mulai dari duet bersama [Wooyoung main gitar dan nyanyi bareng Taeyeon] setiap awal acara, duduk berdampingan saat mewawancarai bintang tamu, sampe pertengkaran kecil ketika mereka berdua lomba membacakan fakta2 bintang tamu. Mereka adalah patner, sekaligus saingan dalam acara dan game WinWin itu.

Ketika 2PM menjadi bintang tamunya. Taeyeon sempat menyinggung Wooyoung sebagai saingannya.

Taeyeon: “Akhir minggu ini, karena kedinginan, suaraku jadi tidak begitu bagus. [menoleh ke wooyoung] Apa kau senang, jika kau menang minggu ini karena aku sakit?”

Wooyoung; “Sejujurnya, sebagai pria, hati nuraniku sedikit merasa bersalah. Setiap malam, sebelum aku tidur, aku selalu memikirkan tentang Taeyeon dan bagaimana susahnya membuat agar dia sakit,” [maksudnya Wooyoung, dia mau bilang kalau dia mau menang dari Taeyeon, sayangnya dia sedikit keceplosan]

Semua orang berseru kaget.

Taekyeon 2PM pun menyahut dengan kaget: “Wow. Jadi Apa yang kau pikirkan sebelum kau tidur?”

MC lain menambahkan: “Ketika dia (wooyoung) tidur, siapa yang dia pikirkan sebelumnya? Jawabannya Taeyeon~”

……

Ada lagi bintang tamu yang pernah membuka fakta WooTae di acara WinWin. Seorang gadis berinitial ‘YE’ teman dekat Wooyoung, mengutarakan komentarnya dalam acara WinWin: “Sebenarnya, Wooyoung sangat senang mengambil program ini karena akan bisa bersama Taeyeon.”

Semua orang kembali berseru pada WooTae. Anehnya, saat itu mereka duduk berdampingan dan Wooyoung sama sekali tidak membantah malah tersenyum canggung sambil melirik ke sana sini. Taeyeon yang disebelahnya tertawa sambil melirik Wooyoung, lalu memukul bahu Wooyoung sambil berkata, “Seharusnya kau bilang dulu padaku,” dengan nada canda, membuat semua orang tertawa. [padahal Wooyoung tadi seperti mau mengatakan sesuatu, tapi gak jadi karena Taeyeon berhasil membuat suasana acara kembali berjalan normal]

…..

3. IU [WooIU atau biasa disebut Milky Couple]

Mungkin skandal ini yang paling besar dari sebelumnya. Karena mereka berdua juga berakting sebagai pasangan dalam debut meraka pertama di drama ‘Dream High’. Banyak para penggemar ingin agar mereka menjalin kasih yang Real seperti dalam drama.

Skandal mereka makin menguak, saat dream high konser terkuak fakta kalau Wooyoung pernah mengajak IU untuk makan malam bersama. Meski Wooyoung mengatakan kalau itu hanya makan malam biasa, tapi banyak yang bilang kalau itu sudah termasuk kencan mereka.

Wooyoung juga pernah mengakui kalau dia penggemar IU, dan mengatakan suara IU itu punya charisma tersendiri. IU juga pernah mengakui, kalau pemain Dream high yang paling baik padanya adalah Wooyoung Oppa, karena dia biasanya sering membelikannya cemilan saat syuting.

Sayangnya, setelah skandal mereka sering dibicarakan orang, hubungan mereka malah semakin canggung. IU sendiri merasa mau setiap bertemu para member 2PM, yang mungkin saja menggoda IU dengan Wooyoung.

Wooyoung juga mengakui, hubungan mereka mulai merenggang dengan gossip hubungan di antara mereka. Setiap kali bertemu di belakang stage, IU hanya tersenyum menyapa Wooyoung dan langsung pergi begitu saja. Wooyoung merasa sedikit bersalah dengan hal ini.

[Aish,, aku tidak tahu apa IU malu2 atau bagaimana, tapi aku merasa kalau dia sedikit sombong, hanya pendapat.]

4. Suzy miss A [WooSuz]

Ketika pertama Suzy memulai debutnya, ia memilih Wooyoung 2pm sebagai tipe ideal nya, dia berkata bahwa wooyoung sangat cute dan mempunyai pribadi humor yang lumayan. Selain itu, wooyoung juga sering membuatnya terhibur dan setelah mendengar itu wooyoung tersipu malu dan berkata “adikku ini ada ada saja”

Berada dalam manajement yang sama, yaitu JYP. Tidak heran kalau 2PM, Miss A, dan 2AM, sering berjumpa di belakang layar. Jadi bias dibilang mereka sudah sangat akrab, begitu pun Wooyoung dengan Suzy.

WooSuz akhirnya terpilih menjadi pasangan dalam drama Human Casino. Mereka bahkan menampilkan adegan ‘hampir berciuman’ dalam drama tersebut.

Baru2 ini 2PM dan Miss A juga dipilih sebagai duta dalam film ‘Hello’.

5. Fans WoOppa.

Oke, yang satu ini memang bukan artis, dan juga bukan skandal yang besar. Hanya ingin menambahi, betapa beruntungnya para fans Jang Wooyoung. Faktanya, berikut ini:

a. Wooyoung sangat mencintai fansnya.

Ketika seorang wartawan menanyakan kenapa mata Wooyoung begitu lembut melihat fans nya selama acara the high-five? Wooyoung mengaku “Saya sangat senang dan bersyukur untuk para penggemar yang banyak yang diberikan untuk saya”

b. Wooyoung tak pernah melakukan adegan real kiss dengan artis wanita.

Alasan Wooyoung hanya simpel, dia tidak pernah mau mengecewakan para fansnya dengan melihat Wooyoung berciuman dengan wanita lain. [Oh~ so sweet]

c. Tipe wanita ideal Wooyoung?

Di acara 2PM show episode 4, ketika semua member ditanya tipe ideal wanitanya, hanya Wooyoung yang mengatakan kalau tipe idealnya bukan artis. Dan ketika ditanya siapa namanya, Wooyoung malah balik bertanya “Siapa?” yang artinya dia sendiri belum menemukan tipe idealnya…. Hohoho… para WoOppa Lovers boleh bermimpi dan berharap ria sekarang….

Semuanya yang tertulis di atas adalah Real! Dan diambil dari berbagai informasi mbah Google juga sepupunya YouTube….

Silahkan tinggalkan komentnya,,,,

btw, ini asli simpulan saya lho,,, Jang SaeYoung a.k.a Sayaka Dini…. Kalau ada salah kata atau apa, mohon dimaklumi yah…. XDD


Sumber: Kak Sayaka Dini Note, thank Kak ╭(^▽^)╯

Read More......

Three Forces

Kekuatan misterius, surat dimensi, sekolah sihir, dan perpisahan/Continue or del. RnC, Oke

Disclaimer: Naruto, Masashi Kishimoto

Warning: Semi-Canon *Maybe*, OOC, Typo etc

Rate: K+ - T

Genre: Friendship/Fantasy/Adventure/Romance

Summary: Kekuatan misterius, surat dimensi, sekolah sihir, dan perpisahan/Continue or del.

“Kau menyebalkan sekali Naruto,” seru gadis bermata emerald kepada pemuda di sebelah kirinya. Pemuda yang berada di samping kirinya itupun menundukkan wajah tampannya, rambut kuningnya yang tertiup angin melambai-lambai tak beraturan. Sebenarnya, gadis itu tengah duduk di antara dua pemuda dengan wajah diatas rata-rata. Selain pemuda tadi. Terdapat pula di samping kanannya pemuda dengan mata onyx-nya yang tajam dan rambut pantat ayamnya tengah memandang bosan kedua kawannya yang bertengkar tidak jelas.
“Gomen Sakura, aku tidak bermaksud melakukannya.” Pemuda itu meminta maaf, tapi sepertinya tidak ditanggapi oleh gadis berambut soft pink disampingnya itu. Gadis itu mengerucutkan bibirnya seraya memalingkan muka ke arah pemuda yang satunya. Berharap sang pemuda dengan rambut seperti pantat ayam itu membelanya. Sayangnya, pernyataannya salah. Pemuda yang ada di sampingnya malah tidak bergeming. Pemuda itu malah menutup matanya rapat-rapat dan melipat tangannya di depan dada. Setelah itu, berpura-pura tertidur, mungkin berusaha untuk tidak ikut campur.
Gadis itupun kesal. Dan memutuskan menyelesaikan masalahnya sendiri. “Aku akan memaafkanmu dengan satu syarat.” Gadis itu, sebut saja Sakura mengarahkan telunjuk kanannya kepada pemuda berambut jabrik di sampingnya. Pemuda bernama Naruto itupun memancarkan wajah yang berbinar, dia mengira bahwa meminta maaf kepada Sakura hal yang mudah, semudah berjalan diatas lantai [?]. “Kau harus menjadi maid-ku selama seminggu dan apapun yang aku minta harus kau turuti.”
Tubuh Naruto kembali lemas, dia tidak menyangka akan menjadi seperti ini setelah apa yang dia lakukan beberapa menit lalu kepada Sakura. Membayangkan menjadi maid Sakura. Baju pelayan aksen hitam-putih, rok mini, bandana berenda. MENGERIKAN. Teriaknya dalam hati. Sebelum ini, dia memang pernah menjadi maid Sakura. Dan itu sangat-sangat tidak menyenangkan, dia serasa bagai di neraka. Jadi untuk saat ini dan seterusnya dia tidak ingin menjadi maid Sakura lagi.
“Ada yang lain?” Sakura menggeleng, pendiriannya sudah tetap. Dia akan menghukum Naruto dengan cara ini. “Aku mohon, please jangan pakai cara itu.” Naruto berlutut wajahnya memelas bagai kucing kecil yang tak berdosa [?]. Melihat tampang Naruto yang errr… seperti itu, membuat Sakura iba. Dia mengingat-ingat kembali perlakuannya saat Naruto menjadi maid-nya dulu. Berawal dari Sakura menyuruh Naruto menggunakan Pakaian pelayan WANITA sampai menyuruhnya melakukan hal-hal aneh lainnya.
“Baiklah Naruto aku mengampunimu.” Naruto bernafas lega, dalam hati dia jingkrak-jingkrak senang. “Tapi aku akan tetap menghukummu.” Lanjutnya. Naruto mengangguk mengerti, asalkan bukan menjadi maid semua tidak masalah baginya.
“Terima kasih Sakura, kau memang baik.” Naruto merentangkan tanganya ke samping, hendak memeluk Sakura. “Ehem.” Terdengar deheman dari samping Sakura. Menjadikan Naruto yang hendak memeluk Sakura menghentikan gerakannya. “Hahahaha, aku lupa,” ucap Naruto dengan tawa yang dibuat-buat. Oke, dia lupa kalau pemuda Uchiha yang sering dia panggil “Teme” itu berada di samping Sakura. Mencegahnya untuk melakukan sesuatu kepada gadis pinkers di sebelahnya termasuk memeluknya tanda persahabatan.
“Hn.” Dua konsonan itulah yang meluncur dari mulut sang Uchiha bungsu. H dan N singkat, padat, dan terkadang tidak jelas. Entah atas dasar apa dia menjadikan kata itu kata andalan.
Bippp… Bippp
Terdengar suara aneh dari saku celana Naruto yang diketahuinya berasal dari ponsel miliknya. Naruto melirik nomor yang tertulis di layar ponselnya. Lalu menekan tombol hijau [?]. “Moshi-moshi,” ucapnya kepada orang yang menghubunginya. “Aku akan segera kesana,” lanjutnya. Dia menutup teleponnya, memasukan kembali ponsel flip orange ke saku celana selututnya.
“Eh, sepertinya aku harus pergi.” Dia tersenyum. Menampakan deretan giginya yang rapi dan putih. “Kau berniat lari Naruto,” tuntut Sakura. Naruto kembali tersenyum, “hukuman itu nanti saja, aku harus cepat menjemputnya.” Naruto berlari meninggalkan Sasuke dan Sakura.
Siapa ‘nya’ itu? Sakura berpikir, memutar otak pintarnya yang kali ini sedang rusak sehabis memarahi Naruto dengan panjang kali lebar. “Sasuke?” Sakura mendekatkan kepalanya ke wajah Sasuke dengan tanda tanya besar di atas kepala pinknya.
“Hm, apa Sakura?” Sasuke memandang Sakura dengan mata kirinya yang sebelumnya tertutup. Wajah mereka cukup dekat sehingga nafas satu sama lain bisa mereka rasakan. “Jangan menatapku seperti itu Sakura.”
Sakura kembali ke posisi semula.“Aku hanya ingin bertanya,” gumam Sakura.
“Tanya apa?”
“Tidak jadi!” Sakura membuang muka lalu bangkit dari bangku taman itu. Sebelum langkah pertama dihentakkannya ke tanah, tangannya terlebih dahulu digenggam oleh Sasuke. Dia memutar kepalanya ke samping, berniat memarahi sang Uchiha. Sedangkan Sasuke, dia memasang muka malas ke arah Sakura. Tanpa melepas genggamannya dia menarik Sakura kembali duduk di bangku taman itu. “Apa yang kau lakukan Sasuke!” Ubun-ubun Sakura terasa ingin meledak akibat perlakuan Sasuke yang seenaknya. Bukannya Sasuke sudah tahu kalau dia marah akan bagaimana.
“Katakan!” paksa Sasuke. Dia paling tidak suka jika ada orang yang tidak jadi mengatakan ‘sesuatu’ kepadanya, itu membuat rasa penasaran dihatinya menyeruak keluar ingin segera mengetahui ‘sesuatu’ itu. Sasuke memincingkan mata obsidian-nya ke arah Sakura seolah berkata ‘Ayo cepat katakan’. Sakura menunduk, takut akan tatapan Sasuke yang begitu tajam.
Setelah keberaniannya cukup dengan berat hati dia mengatakan, “emmm, memangnya Naruto mau menjemput siapa?” ia bertanya dengan wajah innocent menambah kesan imut terhadapnya yang mempunyai sifat lugu serta polos. Dan secara tidak langsung membuat goresan merah kecil di wajah tampan Sasuke.
“Eh-hnn, aku tidak tahu.” Getaran suara Sasuke yang ‘memang’ dibuat dingin anehnya masih bisa membohongi Sakura yang memang pada dasarnya polos. Sakura pun mengangguk mengerti, dia kembali bangkit dari kursi taman itu.
“Ayo pulang.” Digenggamnya tangan putih Sasuke, menariknya untuk berdiri tegak. Hangat, tangannya terasa hangat sekali. Entah mengapa tiba-tiba jantungnya bekerja lebih cepat setelah menggenggam tangan Sasuke. Ada apa ini? Batinnya. Segeralah dia melepas tangan Sasuke dengan akhiran suara Sasuke yang merintih kecil.
“Kau ini kenapa Sakura?” Sasuke memegang pergelangan tangannya yang sedikit sakit, ada sedikit bekas memar disana, tapi sepertinya bukan karena ditarik Sakura. Sakura mendelik. “Tidak apa-apa,” ucapnya disertai tawa kecil. Dia tambah aneh, pikir Sasuke. Tapi juga imut, lanjutnya. Tanpa sadar dia sudah berbicara berlebihan tentang kepolosan Sakura, ia pun menggeleng pelan.
“Eh Sasuke tanganmu merah.” Sakura meraih tangan Sasuke dengan halus, Sasuke dengan refleknya yang cepat segera menepis tangan Sakura. “Itu bukan urusanmu.” Teriak Sasuke, teriakkannya itu sukses membuat hati Sakura sedikit sakit. Dia kembali menunduk, ingin sekali menangis tapi dia tidak boleh menangis di depan Sasuke. Tidak boleh, gumamnya dalam hati. Walaupun hanya tiga kata itu sudah cukup menyakitkan baginya, baru kali ini Sasuke membentaknya dengan nada tinggi seperti itu.
“Sudahlah ini tidak apa-apa Sakura.” Sasuke mengusap kepala merah jambu milik Sakura, menyadari perubahan sikap Sakura yang menurutnya karena barusan ia bentak, bukankan insting-nya sangat tepat.
“Honto?” tanya Sakura, dijawab dengan anggukan serta senyum tipis dari wajah Sasuke. Maaf, aku belum bisa mengatakkannya Sakura.
.
~[Miki-Michi]~
.
Naruto terus memperhatikan sekeliling bandara dari balik kaca mobilnya, mencari sosok yang tengah ditunggunya sepuluh menit yang lalu. Dia menunggu di pintu depan bandara dengan gelisah, mengingat orang yang ia tunggu adalah orang yang tidak tau arah alias buta arah. “Jangan-jangan dia tersesat,” pikir Naruto. Ia menggeleng, menghilangkan rasa khawatir yang tiba-tiba menjalar. “Dia pasti baik-baik saja, diakan kuat seperti Sakura,” lanjutnya. Naruto keluar dari mobilnya. Menatap langit yang sudah mulai gelap dengan matahari yang sudah hilang separuhnya. Angin yang lumayan kencang meniup rambut jabrik kuningnya, membuatnya harus menutup mata menghindari debu yang terbang bersamaan dengan angin yang bertiup.
“Naruto-kun.” Naruto mengerjap-ngerjap mata sapphire-nya, berusaha melihat dengan jelas seseorang yang ada di depannya. “Eh, kau sudah sampai,” ujar Naruto setelah memastikan penglihatannya sudah tidak terhalang debu.
“Sudah sekitar 30 menit yang lalu.” Gadis itu tersenyum ke arah Naruto. “Kau datang lama sekali, aku sempat bosan di sini tau.” Dia memperlihatkan pandangan sebal, menggembungkan kedua pipi chabinya sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Naruto menghela napas. “Tapi, untungnya aku dapat mainan baru,” katanya lagi.
Mainan baru.
Srettt. “Kau bermain-main lagi dengan kekuatanmu,” seru Naruto, mengagetkan gadis di depannya. Gadis itupun diam, tidak ingin berkomentar akan pertanyaan yang menjurus keteriakkan dari Naruto. “Dimana mereka sekarang?” tanya Naruto masih dengan nada yang sama.
“Me… me…reka ada di sana.” Gadis itu menunjuk sebuah tempat sepi dan juga gelap. “Tapi Naruto-kun mereka-” Sebelum perkataannya selesai Naruto malah terlebih dahulu menariknya ke tempat itu.
“Sebaiknya kita kesana.” Ujar Naruto.
---
~[‘TBC’]~
---

Read More......